Halaman

28 Desember 2013

Kisah Lampu Kuning


Wkwkwk, udah lama nggak posting nih. Sayang, blognya dianggurin. Apalagi pas ngeliat blog lain yang selalu update. Ngiri....

Untuk posting pertama di tahun ini (nggak sekalian tahun depan neng mostingnya? :-p), aku mau cerita tentang lampu kuning.

Udah pada tau dong ya tentang lampu lalu lintas? Ijo artinya jalan terus, merah berhenti dan kuning hati-hati.

Nah, 3 bulan yang lalu, aku dan suami jalan-jalan ke Jogja. Disana kami jalan-jalan bertiga sama mbak yang tinggal di Jogja pakai mobilnya beliau. Suami yang jadi drivernya. It’s the first time ever for me to be there. Ternyata, budaya lalu lintas di Jogja beda ya sama di Pekanbaru. Di Jogja lebih teratur. Suami yang terbiasa dengan lalu lintas Pekanbaru, kadang suka nggak sadar mengaplikasikan kebiasaannya itu disana.


Jadi ceritanya, pas mau melewati persimpangan, disaat lampu lalin udah berganti kuning, bukannya memperlambat laju kendaraan, suami malah meng-gas mobil supaya bisa cepat melewati persimpangan tersebut dan nggak terhenti di lampu merah.   

Mbakku sampai pegangan tangan dan menasihati suami untuk pelan-pelan saja. Aku ingat Mbakku juga berkata:
“Memanglah orang indonesia ya suka mencari kesempatan dalam kesempitan. Kalau lampunya kuning, bukannya malah hati-hati, tapi malah semakin laju,”
Kira-kira seperti itulah kata-katanya. Suami hanya tertawa mendengarnya.

Dan kadang saat jalan berdua dengan suami dan melewati lampu kuning lagi, suami tetap setia dengan gas-nya. Tancap Mas!!! Aku jadi teringat sama mbak yang di Jogja saat kejadian seperti itu terulang lagi. Kadang juga suka nyindir suami karena kebiasaannya tersebut.

Udah maklum dong ya, kan bahaya banget tuh. Kalau lampu ijo menyala, biasanya kan orang nggak sabar pengen cepat lewat. Jangankan saat lampu ijo udah nyala, saat counternya nunjukin tinggal beberapa detik sebelum lampu ijo menyala, pengguna jalan nggak jarang udah langsung tancap gas aja. Nah, kalau tabrakan gimana?

Beda banget ya kebiasaan kita sama orang-orang diluar sana. Lampu kuning bukan jadi ajang untuk kebut-kebutan bagi mereka, tapi untuk memperlambat kendaraan dan berhenti. Ya, berhenti! Walaupun lampunya masih kuning menyala. Kadang saat hati-hati aja masih bisa kecelakaan, apalagi kalau kita nggak hati-hati. Iya nggak?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih ya karena sudah berkunjung dan memberi komentar di postingan ini ^_^

Oiya, kalau kamu ingin berkomentar, tapi nggak punya akun blogger, kamu bisa pilih openID, ntar bisa masukin link email ato URL kamu lainnya. Lalu, kasi komentar deh :)