Halaman

29 Desember 2013

UNO dan Dilema


????!!!!

Hahaha... maksa banget yah judulnya? Biarin aja deh.

Beberapa hari yang lalu aku diajarin main UNO sama suami. Udah lama sebenarnya penasaran, UNO tuh apaan sih? Cara mainnya gimana? Berhubung beberapa minggu yang lalu banjir masuk hingga ke rumah dan beberapa kardus berisi buku terendam banjir yang mau nggak mau terpaksa dibongkar dan dikeringkan (???), akhirnya ketemu deh sama kartu-kartu UNO yang disimpan suami entah dimana sebelumnya.


Saat kartunya udah kering, suami pun mengajariku bagaimana caranya bermain UNO. Ternyata nggak terlalu ribet, hanya saja harus mengingat fungsi masing-masing kartu. Ada kartu yang mengharuskan pemain selanjutnya di-skip alias nggak boleh main, ada kartu yang mengharuskan reverse alias arah putaran permainan dibalik (kalau sebelumnya arahnya dari pemain pertama ke pemain selanjutnya searah dengan jarum jam, nah begitu ada yang nurunin kartu reverse, arah permainan dibalik, yang main orang sebelumnya dan arahnya berlawanan jarum jam), dan ada juga kartu yang mengharuskan pemain selanjutnya mengambil kartu baru (kalau di permainan lain istilahnya ‘mencangkul’ ya?) sesuai dengan jumlah yang tertera dikartu tersebut (Bener nggak sih bahasanya? Maklum, masih newbie, nggak terlalu paham sama istilah di permainan ini. Hehehe... *ngeles).

Satu hal yang selalu, selalu dan selalu aku lupa, kalau kartunya tinggal satu, kita harus bilang “UNO”. Kalau nggak, kita harus ngambil dua kartu lagi. Sering banget tuh aku harus mengambil kartu baru karena lupa bilang UNO L

Jadi, supaya nggak ngambil kartu terus dan supaya nggak lupa, setiap kali main aku bilang aja berapa jumlah kartu aku yang tersisa. Kadang teriak bilang “Empat!”, “Tiga!”, “Dua!”, dan kalau kurang kerjaan, pas kartunya masih banyak pun aku sebutin berapa jumlahnya :D

Trus, hubungannya sama dilema apa???

Kalau main ini emang suka dilema kok. Kalau misalnya kartu lawan tinggal satu, kan jadi dilema tuh mau nurunin kartu apa ya??? Nuruninnya kan bebas, bisa sesuai warna kartu ataupun angka yang tertera di kartu sebelumnya. Kalau salah turunin, takutnya kartu pemain lain itu sesuai sama kartu yang kita turunin, menang dong dia!

Pengennya kan nurunin kartu yang pemain lain nggak punya, sehingga pemain tersebut terpaksa ngambil kartu baru lagi, trus jumlah kartunya jadi semakin banyak dan nggak jadi menang! :D

Makanya, sering dilema kalau pemain lain udah bilang UNO. Mesti nurunin kartu apalagi nih ya biar nggak kalah??? Dan saat dilema gitu, aku jadi suka baca puisi, yang nggak jarang disuruh diam sama suami L 

Gimana nggak disuruh diam, setiap kali mau nurunin kartu, puisi “AKU DILEMA” selalu aku bacakan. Puisinya nggak panjang kok. Mudah banget dihapal. Wong isi puisinya sama dengan judulnya. Hehehe...

Aku dilema...

Aku dilema....

Aku dilema...

Aku dilema...

Itu terus diulang-ulang. Kreatif kan? :D
Trus, tau nggak gimana nada anak SD baca puisi? Biasanya kan nadanya sama semua kan? Walau apapun puisinya, biasanya nadanya itu-itu juga. Nah, sama! Aku baca puisi diatas dengan nada yang sering dipake anak SD untuk baca puisi. Mungkin suami gondok kali ya dengar aku baca puisi gitu terus, makanya disuruh diam deh. Hehehe...

Tapi, dari situ aku belajar satu hal. Hidup itu ternyata juga nggak jauh beda ya sama main UNO. Setiap kali dihadapkan sama sesuatu, bisa bikin dilema. Dilema kenapa? Soalnya saat main Uno ataupun saat menjalani hidup ada banyak pilihan. Salah pilih, takutnya malah berujung penyesalan. Bedanya, kalau main UNO kan hasilnya alias efek perbuatan kita bisa langsung ketahuan, langsung tahu tuh salah nurunin kartu apa nggak, jadi rasa dilemanya lebih besar. Sedangkan kalau dalam hidup, kita selalu merasa ada banyak waktu untuk melakukan hal yang sama. Kalau kali ini salah pilih, besok-besok kita bisa memilih pilihan yang lain. Jadi, dilemanya nggak terlalu gede terasa.

Misalnya kalau mau makan diluar. Kadang dalam hati sempat bingung kan, mau makan dimana ya? Di resto ini apa di resto ini? Pilihan kan? Trus udah nyampe resto A misalnya, bingung lagi, mesan apa ya? Pilihan lagi kan? Atau misalnya kita milih makan di resto yang baru buka, mau survey nih ceritanya (tetap kan, MILIH juga?), trus penasaran pengen makan menu andalan resto baru itu, akhirnya kita pun MILIH menu B, trus diantara sekian banyak list minuman, kita MILIH minum Jus Semangka. Saat udah mencoba menu di resto tersebut, ternyata rasanya nggak seenak di resto favorit kita. Mungkin lain kali kalau mau makan, kita lebih MILIH makan di resto favorit deh daripada resto baru itu. MILIH lagi kan? Hanya saja, resiko dari pilihan itu nggak terlalu gede yang berimbas kebingungan dan dilema dalam menentukan pilihan juga nggak gede. Tapi tetap aja, hidup ini pilihan. Kita selalu milih apa yang ingin kita lakukan.

Untuk bahagia dan sedih, itu juga pilihan lho. Kita juga yang milih pengen punya hidup yang bahagiakah atau yang sedih? Walaupun hidup kita susah, tapi kalau kita memilih untuk bahagia, maka akan banyak hal positif yang bisa kita lihat dalam hidup kita. Kesusahan nggak akan mematahkan semangat kita untuk terus dan tetap tersenyum dan bahagia. Jadi, jangan serta merta menyalahkan nasib atau orang lain ya untuk jalan hidup yang kita pilih sendiri ;-)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih ya karena sudah berkunjung dan memberi komentar di postingan ini ^_^

Oiya, kalau kamu ingin berkomentar, tapi nggak punya akun blogger, kamu bisa pilih openID, ntar bisa masukin link email ato URL kamu lainnya. Lalu, kasi komentar deh :)