Hahaha... maksa banget yah judulnya? Biarin aja deh.
Beberapa hari yang lalu aku
diajarin main UNO sama suami. Udah lama sebenarnya penasaran, UNO tuh apaan
sih? Cara mainnya gimana? Berhubung beberapa minggu yang lalu banjir masuk
hingga ke rumah dan beberapa kardus berisi buku terendam banjir yang mau nggak
mau terpaksa dibongkar dan dikeringkan (???), akhirnya ketemu deh sama
kartu-kartu UNO yang disimpan suami entah dimana sebelumnya.
Saat kartunya udah kering, suami
pun mengajariku bagaimana caranya bermain UNO. Ternyata nggak terlalu ribet,
hanya saja harus mengingat fungsi masing-masing kartu. Ada kartu yang
mengharuskan pemain selanjutnya di-skip alias nggak boleh main, ada kartu yang
mengharuskan reverse alias arah putaran permainan dibalik (kalau sebelumnya
arahnya dari pemain pertama ke pemain selanjutnya searah dengan jarum jam, nah
begitu ada yang nurunin kartu reverse, arah permainan dibalik, yang main orang
sebelumnya dan arahnya berlawanan jarum jam), dan ada juga kartu yang
mengharuskan pemain selanjutnya mengambil kartu baru (kalau di permainan lain
istilahnya ‘mencangkul’ ya?) sesuai dengan jumlah yang tertera dikartu tersebut
(Bener nggak sih bahasanya? Maklum, masih newbie, nggak terlalu paham sama
istilah di permainan ini. Hehehe... *ngeles).
Satu hal yang selalu, selalu dan
selalu aku lupa, kalau kartunya tinggal satu, kita harus bilang “UNO”. Kalau
nggak, kita harus ngambil dua kartu lagi. Sering banget tuh aku harus mengambil
kartu baru karena lupa bilang UNO L
Jadi, supaya nggak ngambil kartu
terus dan supaya nggak lupa, setiap kali main aku bilang aja berapa jumlah
kartu aku yang tersisa. Kadang teriak bilang “Empat!”, “Tiga!”, “Dua!”, dan
kalau kurang kerjaan, pas kartunya masih banyak pun aku sebutin berapa
jumlahnya :D
Trus, hubungannya sama dilema
apa???
Kalau main ini emang suka dilema
kok. Kalau misalnya kartu lawan tinggal satu, kan jadi dilema tuh mau nurunin
kartu apa ya??? Nuruninnya kan bebas, bisa sesuai warna kartu ataupun angka
yang tertera di kartu sebelumnya. Kalau salah turunin, takutnya kartu pemain
lain itu sesuai sama kartu yang kita turunin, menang dong dia!
Pengennya kan nurunin kartu yang
pemain lain nggak punya, sehingga pemain tersebut terpaksa ngambil kartu baru
lagi, trus jumlah kartunya jadi semakin banyak dan nggak jadi menang! :D
Makanya, sering dilema kalau
pemain lain udah bilang UNO. Mesti nurunin kartu apalagi nih ya biar nggak
kalah??? Dan saat dilema gitu, aku jadi suka baca puisi, yang nggak jarang
disuruh diam sama suami L
Gimana nggak disuruh diam, setiap
kali mau nurunin kartu, puisi “AKU DILEMA” selalu aku bacakan. Puisinya nggak
panjang kok. Mudah banget dihapal. Wong isi puisinya sama dengan judulnya.
Hehehe...
Aku dilema...
Aku dilema....
Aku dilema...
Aku dilema...
Itu terus diulang-ulang. Kreatif
kan? :D
Trus, tau nggak gimana nada anak
SD baca puisi? Biasanya kan nadanya sama semua kan? Walau apapun puisinya,
biasanya nadanya itu-itu juga. Nah, sama! Aku baca puisi diatas dengan nada
yang sering dipake anak SD untuk baca puisi. Mungkin suami gondok kali ya
dengar aku baca puisi gitu terus, makanya disuruh diam deh. Hehehe...
Tapi, dari situ aku belajar satu
hal. Hidup itu ternyata juga nggak jauh beda ya sama main UNO. Setiap kali
dihadapkan sama sesuatu, bisa bikin dilema. Dilema kenapa? Soalnya saat main
Uno ataupun saat menjalani hidup ada banyak pilihan. Salah pilih, takutnya
malah berujung penyesalan. Bedanya, kalau main UNO kan hasilnya alias efek
perbuatan kita bisa langsung ketahuan, langsung tahu tuh salah nurunin kartu
apa nggak, jadi rasa dilemanya lebih besar. Sedangkan kalau dalam hidup, kita
selalu merasa ada banyak waktu untuk melakukan hal yang sama. Kalau kali ini
salah pilih, besok-besok kita bisa memilih pilihan yang lain. Jadi, dilemanya
nggak terlalu gede terasa.
Misalnya kalau mau makan diluar.
Kadang dalam hati sempat bingung kan, mau makan dimana ya? Di resto ini apa di
resto ini? Pilihan kan? Trus udah nyampe resto A misalnya, bingung lagi, mesan
apa ya? Pilihan lagi kan? Atau misalnya kita milih makan di resto yang baru
buka, mau survey nih ceritanya (tetap kan, MILIH juga?), trus penasaran pengen
makan menu andalan resto baru itu, akhirnya kita pun MILIH menu B, trus
diantara sekian banyak list minuman, kita MILIH minum Jus Semangka. Saat udah
mencoba menu di resto tersebut, ternyata rasanya nggak seenak di resto favorit
kita. Mungkin lain kali kalau mau makan, kita lebih MILIH makan di resto
favorit deh daripada resto baru itu. MILIH lagi kan? Hanya saja, resiko dari
pilihan itu nggak terlalu gede yang berimbas kebingungan dan dilema dalam
menentukan pilihan juga nggak gede. Tapi tetap aja, hidup ini pilihan. Kita
selalu milih apa yang ingin kita lakukan.
Untuk bahagia dan sedih, itu juga
pilihan lho. Kita juga yang milih pengen punya hidup yang bahagiakah atau yang
sedih? Walaupun hidup kita susah, tapi kalau kita memilih untuk bahagia, maka
akan banyak hal positif yang bisa kita lihat dalam hidup kita. Kesusahan nggak
akan mematahkan semangat kita untuk terus dan tetap tersenyum dan bahagia. Jadi,
jangan serta merta menyalahkan nasib atau orang lain ya untuk jalan hidup yang
kita pilih sendiri ;-)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih ya karena sudah berkunjung dan memberi komentar di postingan ini ^_^
Oiya, kalau kamu ingin berkomentar, tapi nggak punya akun blogger, kamu bisa pilih openID, ntar bisa masukin link email ato URL kamu lainnya. Lalu, kasi komentar deh :)