Halaman

19 September 2010

Kisah Pilu Lebaran

Lebaran menjadi suatu momen yang dinantikan banyak orang. Bagi yang kerja, lebaran menjadi salah satu momen libur, menghilangkan penat kerja dan berkumpul bersama keluarga. Apalagi buat mereka yang tinggal jauh dari keluarga. Biasanya kan lebaran jadi momen untuk mudik. Lihat aja berita-berita. Menjelang lebaran hingga beberapa hari setelah lebaran, angkutan mudik bakal penuh dan padat. Banyak juga yang gak dapat tiket dan tumpangan walau udah ngantri ber jam-jam.

Bagi anak sekolah ataupun ibu rumah tangga, ramadhan dan lebaran juga menjadi momen yang dinanti. Libur panjang, THR, kumpul sama keluarga, makan-makan, dan banyak alasan lain yang membuat lebaran begitu spesial.

Bagi mereka yang punya jiwa berbisnis, lebaran juga menjadi momen penting. Salah satu contohnya, saat lebaran pedagang pistol semakin banyak.

Sudah beberapa tahun ini, aku lihat banyak sekali anak-anak yang merayakan lebaran dengan berkumpul di tepi jalan dan saling menembak jika melihat anak kecil lainnya yang membawa pistol mainan. Kadang, mereka juga gak segan menembak orang lain yang lewat di dekat mereka. Dan kebanyakan mereka menggunakan pistol dengan peluru mainan yang terbuat dari plastik. Kalau aku harus melewati gerombololan anak-anak dengan pistol mainan itu, kadang suka takut sendiri. Takut ditembak oleh mereka.
Dan tadi pas lihat berita, di Sumbar ternyata pistol mainan ini telah menuai banyak korban. Di satu rumah sakit itu aja ada lebih dari lima korban yang dirawat pada waktu yang bersamaan. Gak cuma anak-anak, orangtua juga ada yang jadi korban.

Melihat mereka, duduk di ranjang rumah sakit dengan mata yang di perban. Bahkan ada beberapa korban yang tingkat luka di matanya lumayan parah. Aku jadi gak habis pikir. Hanya karena mainan, mata jadi korban. Iya kalau bisa sembuh. Kalau nggak? Rasanya gak sebanding aja antara kesenangan yang di dapat dan pengorbanan yang diberikan. Trus kita harus gimana?

Balik lagi, mungkin harus dari keluarga dulu. Jangan biarin anak-anak atau anggota keluarga yang lain membeli pistol mainan dengan peluru itu. Apalagi kalau kita gak bisa mengontrol mereka. Apa kita bisa jamin, gak ada yang bakal terluka? Kalau ada yang jadi korban, apa kita sanggup memberi ganti rugi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih ya karena sudah berkunjung dan memberi komentar di postingan ini ^_^

Oiya, kalau kamu ingin berkomentar, tapi nggak punya akun blogger, kamu bisa pilih openID, ntar bisa masukin link email ato URL kamu lainnya. Lalu, kasi komentar deh :)