Halaman

8 Januari 2014

Tips Murah Rezeki

Katanya guru yang baik adalah pengalaman. Tapi, kita nggak mesti mencoba semua hal untuk mengetahui sesuatu itu baik apa nggak kan? Pengalaman orang lain juga bisa jadi pelajaran berharga buat kita.

Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang orang-orang di sekitar saya yang menurut saya murah rezekinya. Yang saya lihat ya, ada satu sifat menonjol dari orang-orang tersebut. Ada satu sifat/kebiasaan yang mereka lakukan yang mungkin jadi penentu kemurahan rezeki mereka. Kalau soal rajin, giat, ulet dan tekun mah nggak usah dibicarain ya. Kayaknya udah standarnya itu. Jadi, sekarang fokus dulu soal satu nilai lebih, satu sifat ataupun satu kebiasaan yang paling menonjol dalam diri orang-orang yang akan saya bicarakan ini.


Yang pertama, yang sejak dulu saya soroti adalah paman saya. Kalau ditanya ke keluarga besar ataupun tetangga-tetangga beliau, pada sepakat deh kalau paman ini kaya. Gaya hidupnya biasa aja sih, nggak yang berlebihan banget. Rajin, ulet, tekun? Nggak usah dibahas ya. Tapi, satu sifat yang paling menonjol yang dimiliki paman saya yaitu: DERMAWAN!

Yap, paman ini orangnya dermawan banget. Nggak terlalu perhitungan kalau soal uang. Pernah suatu kali kami lagi ngumpul-ngumpul di kampung paman. Trus, ada yang datang minta sumbangan untuk membeli area pemakaman baru di kampung itu. Mintanya sih sama yang punya rumah, dan yang minta berdiri di luar rumah aja, nggak masuk ke dalam. Paman nanya ke yang punya rumah, “ada apa?”

Yang punya rumah pun jelasin ada apa. Lalu, paman menyuruh orang tadi masuk dan menjelaskan duduk perkaranya. Setelah itu, paman pun ikut menyumbang dalam jumlah yang menurut saya cukup besar.

Pada waktu-waktu lainnya saya perhatikan, paman juga nggak sungkan mengeluarkan uang entah untuk keluarga ataupun tetangga ataupun orang-orang yang bekerja padanya. Mungkin karena kedermawanannya itu makanya paman tersebut murah rezekinya.

Orang yang kedua yaitu ibu saya. Ibu bekerja sebagai kepala sekolah di salah satu sekolah swasta. Banyak yang bilang, ibu keren kerjanya. Sekolah yang awalnya biasa aja, selama ditangani ibu, jadi banyak perubahan. Jadi semakin bagus. Ibu juga “kaya” menurut saya. Murah rezekinya. Menurut saya, sifaat yang paling menonjol dari ibu yaitu gemar menyambung SILATURAHIM.

Kalau misalnya ada yang ngomongin si A gini-gini lho. Nggak jarang ibu langsung nelpon orang tersebut untuk menanyakan langsung perihal tersebut. Kalau misalnya ada yang sakit/kemalangan, ibu langsung nelpon dan sebisa mungkin menjenguk orang tersebut. Kalau ada yang pesta, diusahakan datang. Kalau kayaknya udah lama nggak ketemu si A, ntar kalau nggak nelpon, ya diusahakan datang ke rumahnya. Pokoknya rajin menyambung tali silaturahim deh. Tapi memang benar ya, katanya kalau kita rajin bersilaturahim, bakalan banyak rezeki.

Orang ketiga yaitu seorang teman. Saya dan beberapa orang lain yang saya kenal sepakat kalau teman ini murah rezekinya. Dia memiliki kerjaan yang “enak” menurut kami. Kerjanya enak, bisa keliling indonesia gratis, gajinya juga gede. Sebenarnya bukan teman saya sih. Tapi temannya suami. Saya pribadi udah kenal lumayan lama sama dia, tapi hanya melalui internet. Ketemu langsung baru sekali. Satu kebiasaannya yang saya perhatikan saat ketemu itu, kebiasaan yang menonjol banget menurut saya yaitu selalu SHOLAT DI AWAL WAKTU. Bisa jadi, dengan kebiasaan baiknya itu jadinya Allah sayang sama dia dan memurahkan rezekinya.

Orang keempat yaitu suami saya. Kata teman-teman lamanya suami, sejak dulu suami ini orangnya kaya. Kadang kalau teman-temannya pada sekarat pas tanggal tua, mereka minjam uang ke suami. Ntar pas udah terima kiriman dari ortunya baru deh diganti uangnya. Suami menurut saya bukan tipe orang yang berlebihan hidupnya. Dia sih bisa dibilang sederhana aja orangnya. Nggak neko-neko. Alhamdulillah, suami juga udah kerja di satu perusahaan. Gajinya sesuai UMR di wilayah kami. Hanya saja tambahan uang makannya lumayan. 35rb kalau nggak salah perhari. Masih banyak memang yang gajinya jauh lebih gede daripada suami. Tapi ya alhamdulillah. Namun, kalau ditanya apa sifat utamanya suami yang kira-kira membuat dia murah rezekinya, bingung juga saya. Apa ya kira-kira???

Mungkin yang jadi penyebab kemurahan rezeki suami karena suami itu orangnya HEMAT, nggak suka mubazir, trus hal lain yang selalu dia lakukan yaitu menjaga wudhunya. Kalau batal, wudhu lagi. Mungkin itu penyebabnya suami murah rezeki.

Setelah mengamati orang-orang diatas, sayapun mikir, kalau dengan satu sifat/kebiasaan menonjol yang mereka miliki aja udah membuka pintu rezeki mereka lebar-lebar, gimana ya kalau misalnya saya adopsi sifat/ kebiasaan mereka itu dan mengaplikasikannya dalam hidup saya? Jangan-jangan ntar rezeki saya berkali-kali lipat lebih baik daripada mereka? Harus dicoba nih. Makanya mulai sekarang, saya akan berusaha mencoba meniru kebiasaan baik orang-orang yang menurut saya murah rezekinya agar saya kecipratan rezeki yang banyak juga seperti mereka. Amin... ^_^

Nah, kalau kamu ada nggak orang-orang disekitar kamu yang murah banget rezekinya menurut kamu? Coba deh perhatikan apa kebiasaan baik mereka. Coba juga ikuti kebiasaan tersebut. Moga-moga aja rezeki kita jadi dimudahkan seperti orang-orang itu ya J


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih ya karena sudah berkunjung dan memberi komentar di postingan ini ^_^

Oiya, kalau kamu ingin berkomentar, tapi nggak punya akun blogger, kamu bisa pilih openID, ntar bisa masukin link email ato URL kamu lainnya. Lalu, kasi komentar deh :)