Katanya guru yang baik adalah pengalaman. Tapi, kita nggak
mesti mencoba semua hal untuk mengetahui sesuatu itu baik apa nggak kan? Pengalaman
orang lain juga bisa jadi pelajaran berharga buat kita.
Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang orang-orang di
sekitar saya yang menurut saya murah rezekinya. Yang saya lihat ya, ada satu
sifat menonjol dari orang-orang tersebut. Ada satu sifat/kebiasaan yang mereka
lakukan yang mungkin jadi penentu kemurahan rezeki mereka. Kalau soal rajin,
giat, ulet dan tekun mah nggak usah dibicarain ya. Kayaknya udah standarnya
itu. Jadi, sekarang fokus dulu soal satu nilai lebih, satu sifat ataupun satu
kebiasaan yang paling menonjol dalam diri orang-orang yang akan saya bicarakan
ini.
Yang pertama, yang sejak dulu saya soroti adalah paman saya.
Kalau ditanya ke keluarga besar ataupun tetangga-tetangga beliau, pada sepakat
deh kalau paman ini kaya. Gaya hidupnya biasa aja sih, nggak yang berlebihan
banget. Rajin, ulet, tekun? Nggak usah dibahas ya. Tapi, satu sifat yang paling
menonjol yang dimiliki paman saya yaitu: DERMAWAN!
Yap, paman ini orangnya dermawan banget. Nggak terlalu
perhitungan kalau soal uang. Pernah suatu kali kami lagi ngumpul-ngumpul di
kampung paman. Trus, ada yang datang minta sumbangan untuk membeli area
pemakaman baru di kampung itu. Mintanya sih sama yang punya rumah, dan yang
minta berdiri di luar rumah aja, nggak masuk ke dalam. Paman nanya ke yang
punya rumah, “ada apa?”
Yang punya rumah pun jelasin ada apa. Lalu, paman menyuruh
orang tadi masuk dan menjelaskan duduk perkaranya. Setelah itu, paman pun ikut
menyumbang dalam jumlah yang menurut saya cukup besar.
Pada waktu-waktu lainnya saya perhatikan, paman juga nggak
sungkan mengeluarkan uang entah untuk keluarga ataupun tetangga ataupun
orang-orang yang bekerja padanya. Mungkin karena kedermawanannya itu makanya
paman tersebut murah rezekinya.
Orang yang kedua yaitu ibu saya. Ibu bekerja sebagai kepala
sekolah di salah satu sekolah swasta. Banyak yang bilang, ibu keren kerjanya.
Sekolah yang awalnya biasa aja, selama ditangani ibu, jadi banyak perubahan.
Jadi semakin bagus. Ibu juga “kaya” menurut saya. Murah rezekinya. Menurut
saya, sifaat yang paling menonjol dari ibu yaitu gemar menyambung SILATURAHIM.
Kalau misalnya ada yang ngomongin si A gini-gini lho. Nggak
jarang ibu langsung nelpon orang tersebut untuk menanyakan langsung perihal
tersebut. Kalau misalnya ada yang sakit/kemalangan, ibu langsung nelpon dan
sebisa mungkin menjenguk orang tersebut. Kalau ada yang pesta, diusahakan
datang. Kalau kayaknya udah lama nggak ketemu si A, ntar kalau nggak nelpon, ya
diusahakan datang ke rumahnya. Pokoknya rajin menyambung tali silaturahim deh.
Tapi memang benar ya, katanya kalau kita rajin bersilaturahim, bakalan banyak
rezeki.
Orang ketiga yaitu seorang teman. Saya dan beberapa orang
lain yang saya kenal sepakat kalau teman ini murah rezekinya. Dia memiliki
kerjaan yang “enak” menurut kami. Kerjanya enak, bisa keliling indonesia
gratis, gajinya juga gede. Sebenarnya bukan teman saya sih. Tapi temannya
suami. Saya pribadi udah kenal lumayan lama sama dia, tapi hanya melalui
internet. Ketemu langsung baru sekali. Satu kebiasaannya yang saya perhatikan
saat ketemu itu, kebiasaan yang menonjol banget menurut saya yaitu selalu SHOLAT
DI AWAL WAKTU. Bisa jadi, dengan kebiasaan baiknya itu jadinya Allah sayang
sama dia dan memurahkan rezekinya.
Orang keempat yaitu suami saya. Kata teman-teman lamanya
suami, sejak dulu suami ini orangnya kaya. Kadang kalau teman-temannya pada
sekarat pas tanggal tua, mereka minjam uang ke suami. Ntar pas udah terima
kiriman dari ortunya baru deh diganti uangnya. Suami menurut saya bukan tipe
orang yang berlebihan hidupnya. Dia sih bisa dibilang sederhana aja orangnya. Nggak
neko-neko. Alhamdulillah, suami juga udah kerja di satu perusahaan. Gajinya
sesuai UMR di wilayah kami. Hanya saja tambahan uang makannya lumayan. 35rb
kalau nggak salah perhari. Masih banyak memang yang gajinya jauh lebih gede
daripada suami. Tapi ya alhamdulillah. Namun, kalau ditanya apa sifat utamanya
suami yang kira-kira membuat dia murah rezekinya, bingung juga saya. Apa ya
kira-kira???
Mungkin yang jadi penyebab kemurahan rezeki suami karena
suami itu orangnya HEMAT, nggak suka mubazir, trus hal lain yang selalu dia
lakukan yaitu menjaga wudhunya. Kalau batal, wudhu lagi. Mungkin itu
penyebabnya suami murah rezeki.
Setelah mengamati orang-orang diatas, sayapun mikir, kalau
dengan satu sifat/kebiasaan menonjol yang mereka miliki aja udah membuka pintu
rezeki mereka lebar-lebar, gimana ya kalau misalnya saya adopsi sifat/ kebiasaan
mereka itu dan mengaplikasikannya dalam hidup saya? Jangan-jangan ntar rezeki
saya berkali-kali lipat lebih baik daripada mereka? Harus dicoba nih. Makanya
mulai sekarang, saya akan berusaha mencoba meniru kebiasaan baik orang-orang
yang menurut saya murah rezekinya agar saya kecipratan rezeki yang banyak juga
seperti mereka. Amin... ^_^
Nah, kalau kamu ada nggak orang-orang disekitar kamu yang
murah banget rezekinya menurut kamu? Coba deh perhatikan apa kebiasaan baik
mereka. Coba juga ikuti kebiasaan tersebut. Moga-moga aja rezeki kita jadi
dimudahkan seperti orang-orang itu ya J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terimakasih ya karena sudah berkunjung dan memberi komentar di postingan ini ^_^
Oiya, kalau kamu ingin berkomentar, tapi nggak punya akun blogger, kamu bisa pilih openID, ntar bisa masukin link email ato URL kamu lainnya. Lalu, kasi komentar deh :)