Halaman

29 Juli 2010

BERHENTI BERHARAP

Saat harapan memberi sejuta pelangi di hidupku yang sederhana, apa yang harus kulakukan ? Tersenyum dan mengejar harapan itu?

Namun, saat harapan itu terpuruk dan hancur berkeping-keping, apa yang harus kulakukan? Bersyukur karena pernah memiliki harapan ataukah berduka karena harapan itu sirna?


Aku bukan tipe orang yang mudah berharap. Bahkan kadang kutekan harapan itu agar tidak “mengotori” pikiranku dan masuk ke dalam anganku.

Sebagian teman mengatakan bahwa aku termasuk orang yang nyantai. Ada yang bilang aku cuek. Tidak berambisi. Saat mereka sibuk mengejar harapan dan impiannya, aku tetap tersenyum dan menyemangati mereka. Namun, aku tetap aku. Aku berusaha sesuai dengan apa yang aku inginkan. Tidak ada target. Tidak juga pernah terlintas di benakku untuk begadang sepanjang malam dan mengejar harapan-harapan itu.

Kenapa ?

Karena aku takut semua usahaku menimbulkan harapan yang akan menyakitiku. Aku takut semua usahaku akan menimbulkan secercah harapan dalam diriku. Namun, hidup memang harus berharap kan? harapan untuk menjadi lebih baik, lebih ini, lebih itu, dll.

Temanku yang lain mengatakan bahwa aku keras kepala. Saat aku menginginkan sesuatu, maka aku akan sekuat tenaga mencoba menggapainya. Tak peduli jika semua orang mundur dan aku harus berjuang sendiri. Tak perduli jika diluar sana hujan badai sekalipun. Aku benar-benar tak peduli. Yang penting harapanku bisa terkabul.

Sahabatku di SMA dulu mengatakan bahwa aku cengeng. Ya... saat harapan-harapanku kandas, hancur, dan tidak menemukan jalan untuk berubah menjadi kenyataan, maka aku akan terpuruk. Sekuat tenaga aku mencoba untuk tetap sabar. Berkali-kali kuingatkan diriku untuk tetap tegar. Dan tak bosan-bosan kubisikkan pada hatiku, “sabar Azmi...sabar...,”

Namun, aku tak tau mengapa. Tetesan bening itu tetap jatuh disaat harapan itu hancur. Sesak itu tetap muncul disaat impianku kandas. Makanya aku cenderung nyantai. Jarang berharap. Dan sebisa mungkin kucegah diriku untuk mengharapkan sesuatu. Apapun itu. Atau jika akhirnya aku berharap, maka kuingatkan diriku untuk tidak memasang target waktu agar aku tidak terlalu kecewa saat target itu tak terlaksana. Yang penting tujuan akhirnya, aku bisa mendapatkan apa yang kuharap.

Tapi tetap saja. Entah mengapa dan darimana datangnya, harapan itu sering muncul akhir-akhir ini. Menyelinap ke dalam hatiku dan mengacaukan pikiranku. Aku menjadi berambisi untuk mendapatkan hal itu. Sekuat tenaga aku coba untuk menggapai harapanku. Tak perduli apapun. Bahkan seringkali aku mengabaikan jeritan tubuhku untuk mengejar harapan itu. Seharian berusaha mengejar harapanku, malamnya baru aku tunaikan semua hak tubuhku..kadang aku merasa berdosa karena menzalimi tubuhku sendiri. Kadang menyesal. Tapi aku pikir, itulah pengorbanan. Pengorbananku untuk mencapai harapanku.

Dan berkali-kali pula harapan yang kusemat akhir-akhir ini hancur. Linangan air mata pun tak bisa kutahan. Bahkan saat masih diluar, saat masih di jalan, saat aku sibuk memaksa hatiku untuk sabar, saat aku mencoba menguatkan diri dan hatiku, ada yang memaksa keluar dari sudut mata. Semakin coba kutahan, semakin aku mencoba mengalihkan pikiranku ke hal lainnya, semakin deras ia mengalir di pipi. Jadinya terpaksa aku berjalan sambil menunduk dan sesekali menghapus air mata itu. Dan setiap kali kuhapus, maka setiap kali itu pula ada yang bersedia menggantikannya. Dan tetap, tak pernah berhenti kubisikkan kata sabar ke diri dan hatiku. Kuingatkan diri, “Azmi, ingatlah arti namamu. Itu do’a yang dipanjatkan orangtuamu. Itu harapan orangtuamu. Agar kamu menjadi orang yang sabar,”

Namun, tetap saja tak ada artinya. Tetesan itu makin deras.

Lantas, apa yang harus aku lakukan sekarang ? Tetap berharap ? Luka akibat harapan-harapan yang hancur itu belum sembuh. Kadang tetesan itu masih ada saat aku coba mengingatnya....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih ya karena sudah berkunjung dan memberi komentar di postingan ini ^_^

Oiya, kalau kamu ingin berkomentar, tapi nggak punya akun blogger, kamu bisa pilih openID, ntar bisa masukin link email ato URL kamu lainnya. Lalu, kasi komentar deh :)