Halaman

17 Juni 2010

Bahaya Kemasan/Wadah Makanan

1. Plastik
Dibandingkan dengan kemasan tradisional, plastik memang merupakan jenis pembungkus/wadah makanan yang paling simpel dan tahan lama. Namun demikian, plastik juga memiliki kelemahan. Plastik tidak tahan pada suhu panas dan apabila penggunaannya salah, dapat mencemari produk makanan. Selain itu, plastik juga menimbulkan masalah bagi lingkungan karena plastik merupakan bahan yang tidak dapat dihancurkan dengan cepat dan alami. Sebagian kemasan plastik jika dibakar atau dipanaskan bisa menimbulkan zat dioksin, yaitu suatu zat yang sangat berbahaya, menurunkan daya tahan tubuh dan menyebabkan timbulnya kanker. Untuk langkah aman, jangan gunakan plastik untuk makanan yang panas. Jika terpaksa, alasi plastik tersebut dengan bahan lain agar tidak kontak langsung dengan makanan panas tersebut.
2. Kertas
Makanan yang digoreng umumnya dibungkus dengan kertas koran atau majalah. Hati-hati dengan pembungkus ini terutama bila tidak dilapisi dengan pembungkus lain karena kertas koran dan majalah yang digunakan ternyata mengandung timbal melebihi batas yang ditentukan. Bahan panas dan berlemak akan mempermudah perpindahan timbal ke dalam makanan.
Di dalam tubuh manusia, timbal akan masuk ke sistem pernapasan atau pencernaan menuju sistem peradaran darah dan menyebar ke berbagai jaringan lain seperti ginjal, hati, dan otak.
3. Styrofoam
Bahan styrofoam atau polystirene telah menjadi salah satu pilihan yang populer dalam bisnis makanan. Bahan ini dapat mempertahankan kondisi panas atau dingin makanan, nyaman dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya muraah, lebih aman serta ringan.
Namun, berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan sejak tahun 1930-an, diketahui bahwa stiren, bahan dasar styrofoam, juga butadien sebagai bahan penguat, maupun DOP atau BHT sebagai plasticiser-nya bersifat mutagenik (mampu mengubah gen) dan potensial karsinogen (merangsang pembentukan sel kanker). Bahan-bahan tersbut larut dalam air, lemak, alkohol maupun asam. Semakin lama waktu kontak makanan dengan bahan ini dan semakin tinggi suhu makanan tersebut, semakin mudah pula terjadinya perpindahan bahan toksik ini ke makanan atau minuman.
Memang dampak yang ditimbulkan tidak bersifat akut (cepat), tapi akan timbul secara perlahan dan dalam jangka waktu panjang. Namun biasanya efek yang timbul akibat suatu pajanan yang bersifat kronis(terkjadi dalam waktu lama) lebih susah untuk disembuhkan.
4. Kaleng
Tips memilih makanan kaleng:
- Pilih makanan kaleng yang kalengnya masih bagus (tidak penyok)
- Pilih makanan kaleng yang segelnya masih bagus (tertutup rapat)
- Usahakan tidak membeli makanan kaleng yang berjarak 3 bulan sebelum tanggal kadaluarsa
- Sebelum membeli makanan kaleng, perhatikan bagian atas kemasan. Jika tutupnya menggelembung, sebaiknya tidak dibeli karena telah terjadi pertumbuhan mikroorganisme yang menimbulkan gas sehingga tutup kaleng tidak rata lagi
- Segera pindahkan makanan kaleng dari tempatnya untuk menghindari pengaruh negatif kaleng
5. Melamin
Melamin sering digunakan untuk bahan pembuat gelas, mangkok, piring, baki dan alat rumah tangga lainnya. Bahan melamin ringan dan tidak mudah pecah sehingga banyak disukai oleh konsumen.
Namun, kita mulai sekarang kita harus lebih berhati-hati. Menurut uji produk melamin yang dilakukan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) bekerjsama dengan jurusan Kimia FMIPA UI terhadap 10 merek menunjukkan tak semuanya memenuhi food grade. Artinya, diantara produk-produk tadi ada yang mengandung zat berbahaya atau beracun dan bisa pindah ke dalam makanan akibat proses pengolahan tertentu.
untuk langkah aman, kita bisa melakukan uji sederhana untuk mengetahui produk melamin yang kita gunakan asli atau tidak memenuhi food grade.
Pertama, uji bakar sederhana. Bakar ujung melamin dengan lilin selama 20 detik. Jika tercium bau menyengat, berarti tidak memenuhi food grade karena melamin tersebut mengandung formaldehid yang berbahaya bagi kesehatan. Pada melamin asli hanya akan terlihat bekas gosong tanpa ada bau menyengat.
Kedua, uji rebus selama 30 menit atau satu jam. Melamin palsu akan berubah bentuk bahkan rapuh dan mencair. Uap rebusannya pun bisa menyebabkan mata perih, batuk dan mual.
Secara fisik terdapat perbedaan antara melamin asli dan palsu, yaitu:
- Melamin asli lebih tebal daripada melamin palsu
- Bila sesama melamin dibenturkan, bunyi melamin asli lebih “tebal” dibandingkan buyni melamin palsu
- Permukaan melamin asli lebih licin dan berkilau

1 komentar:

  1. Nah wadah makanan atau Kemasan Makanan memang salah satu hal yang harus dilihat jika kita membeli suatu makanan cepat saji.

    BalasHapus

Terimakasih ya karena sudah berkunjung dan memberi komentar di postingan ini ^_^

Oiya, kalau kamu ingin berkomentar, tapi nggak punya akun blogger, kamu bisa pilih openID, ntar bisa masukin link email ato URL kamu lainnya. Lalu, kasi komentar deh :)